Virus
13 September 2011
tags:
adsorbsi,
aseluler,
bakteriofage,
Beijerink,
capsid,
daun tembakau,
Daur hidup,
ekor,
infeksi,
Ivanowsky,
kromosom,
lisis,
lisogenik,
litik,
metaorganisme,
Meyer,
parasit obligat,
Pembelahan,
Penetrasi,
Penggabungan,
Perakitan,
Replikasi,
RNA,
sel inang,
serabut ekor,
sintesis,
TMV,
Tobaco Mosaic Virus, virus, Wendell Stanley
Bacteriphage (Sumber: mcat45.com)
Virus merupakan metaorganisme,
yaitu organisme peralihan antara benda hidup dan benda mati.
Virus dikatakan benda hidup karena dapat mengandakan diri atau memperbanyak
diri ketika di dalam suatu sel inang.
Kemampuan menggandakan diri (replikasi)
di dalam sel inang ini disebabkan virus memiliki materi genetik, yaitu DNA atau RNA.
Semua virus adalah parasit obligat intraseluler.
Artinya, virus hanya mampu hidup di dalam sel atau jaringan makhluk hidup lain.
Ketika suatu virus berada di luar sel, virus hanyalah sebatas materi yang tidak
berdaya yang tidak dapat melakukan fungsi kehidupan. Selain itu virus juga
dapat dikristalkan.
Adolf Meyer (Sumber:
dihancollege.blogspot.com)
Virus
pertama kali ditemukan pada tahun 1882 oleh A.
Meyer. Penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut adalah adanya
bintik-bintik kekuningan pada daun tembakau. Dia melakukan percobaan sederhana
berupa ekstraksi tanaman tembakau yang sakit dan mengambil getah dari ekstrak
tersebut untuk disemprotkan ke daun tembakau yang sehat. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa daun tembakau yang semula sehat menjadi sakit (memiliki
bintik-bintik kuning di seluruh permukaan daun). Artinya ada sesuatu yang
dipindahkan dari tembakau yang sakit ke tembakau yang sehat yang merupakan agen
penyakit dari binti-bintik kekuningan pada daun tembakau.
Penyakit Bintik-bintik Kuning Daun
Tembakau (Sumber:www.en.cigarclan.com)
Selanjutnya
di tahun 1892, Dimitri Ivanowsky (rusia)
melanjutkan percobaan Meyer dengan cara menyaring getah tanaman tembakau yang
sakit dengan penyaring bakteri. Hasil saringan tersebut dioleskan pada tanaman
tembakau yang sehat. Ternyata tanaman tembakau yang sehat berubah menjadi
sakit. Artinya penyakit bintik-bintik kekuningan masih dapat berpindah ke
tanaman tembakau yang sehat walaupun sudah disaring dengan penyaring bakteri.
Hasil ini juga menunjukkan bahwa agen penyakit tersebut bukanlah bakteri,
tetapi sesuatu oragnisme lain yang ukurannya lebih kecil dari bakteri.
Tahun
1897, M. Beijerink menemukan fakta
bahwa organism penyerang tembakau memiliki sifat dapat bereproduksi pada
tanaman yang ditumpanginya (tumbuhan inang), tidak dapat dibiakkan pada medium
pertumbuhan bakteri dan tidak mati oleh alkohol. Penemuan ini memperkuat bahwa
organisme penyebab penyakit bintikbintik kekuningan pada tembakau bukanlah
bakteri. Wendell Stanley seorang
kelahiran Amerika (1935) berhasil mengkristalkan makhluk yang menyerang tanaman
tembakau dan selanjutnya dinamakan TMV
(Tobaco Mosaic Virus).
Tobacco Mozaic Virus (sumber:
www.britannica.com)
Virus
berbeda dengan organism kecil lainya, termasuk dengan bakteri. Virus memiliki ciri-ciri khusus seperti : (1)
tidak dapat dilihat atau diamati dengan mikroskop cahaya; (2) merupakan
organisme aseluler, artinya tidak
memiliki struktur internal seluler; (3) memiliki asam nukleat berupa DNA atau
RNA; (4) tidak mampu menggandakan diri tanpa menumpangi sel inang yang tepat;
dan (5) tidak mampu melakukan metabolisme.
Struktur
virus
Pada
umumnya virus memiliki asam nukleat
yang dilindungi oleh lapisan protein yang disebut capsid.
Gabungan struktur asam nukleeat dengan capsid dinamakan nucleocapsid. Virus
memiliki ukuran lebih kecil dari bakteri (2-20 milimikron).
Virus
yang sering dikenal adalah virus yang menyerang bakteri (disebut bakteriofage) yang memilki struktur virus
bentuk T. virus bakterofage memiliki struktur kepala dan ekor. Virus ini
memiliki asam nukleat berupa DNA yang diketahui mengandung lebih dari 100 gen
yang tersimpan dalam struktur kepala virus (capsid
isohedral).
Struktur Bakteriofage (Sumber:
answers.com)
Perkembangbiakan
virus
Virus
selama hidupnya di dalam organisme inang mengalami dua macam daur hidup, yaitu
daur litik dan daur lisogenik. Daur hidup litik terdiri dari fase adsorbsi (penempelan), fase infeksi (penetrasi),
fase replikasi (sintesis), fase
perakitan dan fase lisis (pembebasan virus
baru). Sedangkan daur hidup lisogenik terdiri
dari fase adsorbsi (penempelan), fase
infeksi (penetrasi), fase pengabungan
dan fase pembelahan.
Daur Hidup Virus (Sumber:
www.coryvannote.com)
Fase Adsorbsi
Virus
(bakteriofage) dalam fase ini mulai melekatkan diri dengan organisme inang
(bakteri Escherichia coli) pada
bagian permukaan sel bakteri. Alat yang digunakan oleh virus untuk melakukan perlekatan
adalah serabut ekor yang ada di bagian dekat struktur ekor. Virus harus
mengenali reseptor virus pada
permukaan sel bakteri sebelum melakuan perlekatan.
Fase Infeksi (Penetrasi)
Fase
infeksi merupakan fase yang melibatkan pemasukan materi genetik virus (asam
nukleat) ke dalam sel organisme inang. Asam nukleat (molekul DNA atau RNA)
dimasukkan ke dalam sel dan akan melakukan tugasnya sebagai blue print
kehidupan virus. Setelah asam nukleat masuk ke dalam sitoplasma sel, tahap selanjutnya ditentukan apakah masuk
ke dalam siklus litik atau siklus lisogenik. Apabila virus masuk ke
dalam siklus litik maka tahapan selanjutnya berturut-turut adalah replikasi,
perakitan dan lisis sel bakteri. Tetapi jika virus masuk ke dalam siklus
lisogenik maka tahapan selanjutnya adalah pengabungan kedua macam asam nukleat
(miliki virus dan milik sel inang), dan fase pembelahan.
Fase
Replikasi (sintesis)
Molekul
DNA Virus dalam fase ini memulai fungsinya sebagai materi genetik, yaitu
mensintesis protein yang berhubungan dengan struktur dan enzim virus. Struktur
virus pada fase ini mulai dibentuk, seperti struktur capsid, ekor dan serabut
ekor.
Fase Perakitan
Struktur
tubuh virus setelah disintesis mulai dirakit menjadi struktur virus yang utuh
sebagai virus-virus baru. Setiap virus hasil perakitan memiliki struktur
lengkap seperti virus pada umunya (memiliki capsid, ekor dan serabut ekor).
Fase lisis
Virus-virus
baru yang telah matang dan telah sempurna bentuk dan strukturnya akan keluar
dari sel inang. Proses keluarnya virus-virus baru dengan cara merusak struktur
sel (lisis) sehingga sel innag pecah dan virus-virus dapat keluar dari sel.
virus-virus yang baru ini siap untuk menginfeksi sel inang lain.
Fase
Penggabungan
Fase
penggabungan dapat dialami oleh virus ketika memasuki siklus hidup lisogenik.
Setelah asam nukleat virus berhasil dimasukkan ke dalam oragnisme inang,
selanjutnya asama nuklaet tersebut bergabung dengan DNA Kromosom organisme inang, dalam hal ini DNA
Kromosom bakteri. Penggabungan materi genetik ini bertujuan untuk menitipkan
DNA atau RNA virus ke DNA Kromosom untuk selanjutnya ikut digandakan saat
proses pembelahan sel. DNA Kromosom bakteri adalah DNA yang memiliki informasi
genetik bakteri termasuk salah satunya adalah informasi perintah untuk melakukan
pembelahan sel.
Fase
pembelahan
Virus
pada fase ini akan memanfaatkan proses pembelahan sel bakteri untuk penggandaan
materi genetiknya yang sudah bergabung dengan DNA Kromosom. Jika satu sel
bakteri membelah menjadi dua bakteri (saat pembelahan biner), maka akan didapat
dua sel bakteri yang masing-masing di dalamnya terdapat DNA virus. Begitu juga
seterusnya, dari dua sel bakteri tersebut akan tersu mengalami pembelahan dan
jumlah DNA virus yang dihasilkan adalah sebanding dengan jumlah sel bakteri hasil
pembelahan. Jika jumlah DNA virus yang dibutuhkan sudah cukup, DNA virus akan
memisahkan kembali dan virus akan masuk ke daur litik melalui fase sintesis
(replikasi).
Daur Litik (Sumber :coryvannote.com)
Daur Lisogenik (Sumber:
coryvannote.com)
Berikut
ini saya tambahkan video animasi dari youtube seiring dengan banyaknya
pertanyaan tentang siklus virus, baik untuk lisogenik maupun litik.
Be
the first to like this post.
from
→ Mikroorganisme
Tidak ada komentar:
Posting Komentar